Blogger Terbaik adalah yang Paling Banyak Memberi Manfaat (Refleksi 2 Tahun nge-Blog)

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ..” (Al-Hadits)

Hari ini, 4 Desember 2009, tepat dua tahun aktivitas blogging ada bagi saya. Dulu, awalnya, saya mengelola sebuah blog untuk alumni madrasah aliyah saya, mandeg, kini hanya jadi sebuah alamat di wordpress, tak pernah di update. Satu-satunya dari sekian banyak blog yang masih sering saya kunjungi dashboardnya adalah blog ini. MeetAbied™ Blog, saya menamainya begitu. MeetAbied = berjumpa dengan seorang abid (hamba) bernama Abied.

Candu blogging hampir sama rasanya dengan candu Facebook yang beberapa bulan kemarin sempat mendarahdaging di kepala saya. Ampun. Beberapa pekan terakhir ini, saya terlalu sering memandangi dashboard tanpa tahu apa yang mesti dilakukan. Saya terkesima dengan banyak tulisan blogger lain yang saya hormati : Pak Sawali, Pak Yari, Pak Jupri, Arul, deKing, Asta Qauliyah. Beliau adalah para guru yang saya kagumi, meski kadang tulisannya hanya saya copy dalam flashdisk, memberi komentar seadanya di rumah maya mereka, kemudian baru sempat saya baca ketika di rumah. Saya adalah penggemar beliau, meski itu terjadi hanya di belakang panggung. Ketika online, saya lebih senang mengutak-atik dashboard, tanpa mengubah apapun, sebuah narcisisme yang teramat sangatnya. Begitu mencintai dashboard sendiri. Hanya klik, klik, klik, tanpa ada makna.

Saya sedih, sedih sekali ketika candu blog yang begitu menguasai, kembali datang, di kepala saya. Dulu, di tahun 2007, semasa saya masih kuliah di Makassar, sering saya datang ke warnet selepas tengah malam hingga pagi. Berbagai candu dunia maya itu datang silih berganti. MIRC, friendster, ajangkita, myQur’an, blogger, wordpress, dan yang terakhir kemarin adalah facebook. Blogging yang jadi hobi sejak akhir 2007 sempat terhenti hampir setahun, akses internet yang agak sulit setelah saya kembali ke kampung halaman. Sekarang itu kembali lagi, warnet di daerah saya tumbuh berkembang bak jamur.

Baca Juga :  Welcome Home!

Sebenarnya saya sadar, segala kebaikan yang melebihi batas wajar, tak akan menjadi sebuah kebaikan lagi. Blog, membuat saya membaca banyak, belajar banyak, menulis banyak, berfikir banyak, mendesain banyak.

Saya hanya pernah bercita-cita mencoba menjadi bermanfaat. Itu sudah saya usahakan, saya lakukan. Tapi kini saya justru terkungkung dalam sebuah candu, yang mungkin levelnya tak lebih tinggi dari beberapa blogger lain, tapi efeknya begitu mengganggu.

Saya suka nge-blog, saya suka sekali. Blog adalah media saya belajar membicarakan beberapa hal yang pantas untuk dibagikan pada orang lain. Tapi saya ingin mencoba untuk membuatnya menjadi sederhana, seperti kata Dee, “saya ingin mencintaimu secara sederhana”. *Halah …*.

Saya ingin jadi blogger yang biasa saja. Bukan blogger pecandu yang menghabiskan banyak waktu di depan dashboard tanpa memberi manfaat bagi orang lain. Saya kasihan dengan mata saya, yang hampir (rata-rata) 7 jam dalam sehari berhadapan dengan monitor, hingga terasa pedis, meneteskan air mata. Saya kasihan dengan punggung saya, yang setiap setengah dari hidup saya dalam sehari dihabiskan di tempat duduk, kini terasa sedikit ngilu, reumatik. Saya kasihan dengan pundi-pundi keuangan saya, mestinya ia bisa digunakan secara nyata untuk menyumbang masjid dekat rumah saya yang sedang dalam proses pembangunan. Saya kasihan dengan beberapa pekerjaan saya yang sering tertunda atau mendapat prioritas nomor dua setelah blogging ini.
Saya ingin jadi blogger yang biasa saja. Seperti kata deKing, sang manusia biasa.

Setelah ini, saya menunggu stats di blog ini menunjukkan angka 50,000 untuk kemudian melakukan sebuah posting artikel lagi. Saya ingin mencoba menyadari bahwa ini memang berguna.

MasBied.com

About MasBied.com

Just Another Personal Blog