Saya bukanlah siapa-siapa. Hanya manusia biasa yang sedang belajar melembutkan hati. Anda sedang berada di blog pribadi, tempat saya curhat. Itu saja.
Tapi jika Anda tetap memaksa ingin tau, silakan scroll ke bawah... :D
Saya adalah seorang guru biasa di sebuah SMA Negeri di Sulawesi Selatan. Rumah saya dan sekolah hanya berjarak 1 kilometer saja. Berangkat ngajar berkendara motor, lewat jalanan mewah, mepet sawah. Tak ada macet, tak ada polusi, tak ada polisi. Meski begitu saya tetap memakai helm, karena saya tau biaya perawatan gegar otak jauh lebih mahal dibanding harga helm.
Tahun 2008, saya menyelesaikan kuliah di Jurusan Pendidikan Matematika pada sebuah perguruan tinggi negeri di Makassar. Di 2012, berkat bantuan beasiswa dari Pemerintah Daerah Luwu Utara saya kembali melanjutkan kuliah pada jurusan yang sama. Saat itu sudah nikah. Saya kuliah, istri kuliah, anak sekolah. Yang penting pintar bagi waktu. Dan keuangan.
Akhir 2010 saya belajar tentang blogging, dan akhirnya jatuh cinta dengan aktivitas ini. MasBied.com adalah blog berbayar pertama saya, hasil bantuan teman sekolah istri. Awalnya berniat dijadikan selingan, lama-lama kok jadi tempat cari uang. Awalnya jadi Part Time Blogger, lama-lama pengen keluar PNS untuk jadi Full Time Internet Marketer. Sungguh pilihan hidup.
Saya adalah seorang ayah muda dengan tiga anak, 1 cowok & 2 cewek. Istri saya berdarah Makassar. Kami menikah pada tahun 2010. Dia adalah adik dari teman kelas semasa kuliah S1 dulu. Jumpa pertama kami saat ia masih SMA. Selepas kuliah, kami berjumpa ‘lagi’ : 7 kali. Perjumpaan yang ke-7, saya dan dirinya duduk di pelaminan, mengikat hati pada satu janji suci.
Saya pernah cemburu dengan impian seorang teman semasa SMA. Dia bilang dengan mudahnya : “Nanti kalau kuliah saya ingin dibelikan Mobil Nissan Terano sama Bapak”. Saya cuma bisa ngimpi dengar dia bermimpi. Bagi anak petani seperti saya, pada jaman itu, jangankan beli mobil, mimpi bisa dikasih uang beli bakso seharga Rp. 3.000 tiap hari saja rasanya sudah luar biasa. Mobil? Wew.
Saat kelas 6, saya pernah mewakili sekolah untuk lomba cerdas cermat antar SD se-Sulawesi Selatan. Itulah pertama kali saya masuk ke dalam Studio TVRI. Salah satu tempat terdingin yang saya kenal jaman itu. Di makeup layaknya artis. Tim saya kalah pada satu pertanyaan terakhir, setelah imbang dengan lawan di babak soal rebutan. “Apa sebutan untuk binatang pemakan segala?”. Karena panik, saya jawab Carnivora. Harusnya Omnivora. Karena 1 kata ini, saya batal ke Jakarta.
Jaman SMP, saya pernah datang jauh sebelum subuh ke masjid, hanya untuk mengumpulkan peluru bulat untuk mainan pistol. Itu sisa anak-anak lain yang bermain malam sebelumnya. Daripada beli, cari yang gratis. Di SD, saya pernah punya raket dari rotan. Sepeda Phoenix butut warisan sepupu. Juga sebuah gamewatch Tetrix hadiah naik kelas 3 SD yang tombolnya saya rusak 3 minggu kemudian. Waktu sekolah jarang jajan, uang saku Rp. 50 saja. :D
Saya lahir pada 25 Ramadhan, tahun 1985. Malam Jumat jam delapan malam. Hujan deras disertai mati lampu. Jaman itu PLN belum masuk di desa kami. Cerita hidup paling awal yang saya ingat adalah ketika saya belajar berdiri di sebuah Posyandu Desa kami. Beberapa bekas luka di tubuh membuktikan bahwa masa kecil saya nakal. Kaki tertusuk pedal, telapak terbelah bambu. Duh.
93%
82%
72%
100%
Itu saja. Terima kasih sudah mampir ya…
Salam hangat,
Dari tempat paling indah di dunia… :mrgreen:
Abied