Rejeki itu …
Saya pernah menjual sebuah produk penyubur kandungan di tahun 2012, awal saya menggeluti bisnis online. Produsen penyedia produk tersebut hingga sekarang menjadi teman online saya. Sempat bertemu dua kali, di Makassar dan Bekasi.
Produsen itu menganggap bahwa iklan ads saya adalah salah satu jalan produknya laku keras jaman itu. Hingga beliau yang di awal 2012 adalah penjual herbal biasa, di 2015 sudah menjadi milyuner dengan aset bejibun.
Kerjasama dilanjutkan dengan beberapa produk beliau yang saya pasarkan.
== Skip ==
Tengah bulan ini, saat wabah Corona menjamah Indonesia, produsen ini memiliki sebuah produk herbal berupa jahe merah. Saya diajak untuk investasi dalam produksinya. Nilainya tak banyak, tak sampai belasan juta.
Yang unik adalah : imbal balik dari investasi ini sungguh luar biasa. Dalam waktu sepekan, penjualan meledak, karena memang lagi momennya. Dan saya kebagian keuntungan ‘lebih dari dana yang saya keluarkan di awal’. Ckckck … Masya Allah.
Namanya rejeki ya …
Tapi karena saya memang tidak menjual (ya niat awal memang cuma invest), sepertinya oleh tim beliau, keikutsertaan saya dalam investasi di produk dimaksud akan direview. Haha..
Yah, begitulah rejeki.
Datang, pergi, mudah, susah, terduga, terencana, tak dapat diprediksi.
Mungkin selama ini kau hanya diam, duduk main fesbuk, tapi kalau rejeki ya akan datang juga.
Yang penting usaha, doa, sedekah. Aman.
Begitulah.