Uang Pemerintah …
Saya sering baca komentar warga masyarakat tentang penggunaan anggaran pemerintah yang menurut mereka harusnya digunakan untuk ini itu.
Sebel juga sama kampret yang sok pintar kayak begini.
Misalnya, di musim corona ada berita di FB tentang sebuah desa yang “katanya” menggunakan dana desa untuk membeli beras, mie, telur kemudian dibagikan kepada masyarakat dengan dalih persiapan lockdown.
Pertama, kita nggak tau info itu betul atau tidak. Dana desa itu ada peruntukannya. Saya ndak paham, bisa untuk kepentingan begitu atau ndak.
Kedua, orang-orang yang liat status FB itu kemudian ngebayangin hal tersebut juga terjadi di desanya. Kemudian komen segala macam mempertanyakan kenapa Pak Desa tidak dapat melakukan hal yang sama.
Hey …
Dana desa itu boleh dikontrol. Tapi kamunya jangan kebanyakan ngomong.
Biarkan pak desa dan orang-orang kepercayaannya menggunakan dana ini sesuai dengan program kerja mereka. Mau diapain kek, dikorupsi kek, dimakan sendiri kek, ya urusan mereka.
Ntar kalo sudah habis masanya tinggal gak usah dipilih, gitu kan?!
Habis itu kamu cari jago yang bisa gantiin kepala desa lawas. Kalo perlu, kamu sendiri yang maju. Itupun kalo kepilih.
Habis kepilih, baru deh, gunakanlah dana desa itu sesuai keinginanmu.
Lah kamu ini, rakyat jelata kok komen terus mau minta dana desa untuk hal-hal semau kamu.
Ya kan itu namanya ngurusi dapurnya orang.
Dana pemerintah itu bukan uangmu. Kalaupun ada hak-hakmu di situ, ya ada prosedurnya.
Kerjaan kok komen nyinyir sama pemerintah. Dari desa sampe nasional semua dikomentarin. Seakan-akan dia lebih bisa.
Puih.
Tai.