Wisata di Luwu Utara : Bendungan Karangan, Bone-Bone
Kalau pengen berwisata di salah satu tempat di Luwu Utara, silakan datang ke Bendungan Karangan. Salah satu bendungan tua yang katanya merupakan bangunan Belanda. Hmm … Bendungan ini menjadi salah satu tempat pengaturan irigasi untuk sawah warga yang berada di sekitaran Karangan, Sidomukti, Bone-Bone dan Patoloan. Bendungan Karangan memiliki sebuah terowongan bawah tanah yang panjangnya hampir sekitar 3 km. Seru. Waktu jaman Pramuka di SMA dulu, pernah melakukan ekspedisi bersama teman-teman untuk melewati terowongan itu. Arusnya deras, gelap dan lebarnya hanya sekitar 1, 5 meter. Tingginya lebih dari 150 cm. Awalnya takut, tapi karena rame, rasa takutnya sedikit berkurang.
Bendungan Karangan merupakan satu-satunya bendungan di aliran Sungai Bone-Bone. Bendungan ini letaknya di sekitar 2 km arah utara Jembatan Bone-Bone. Jika ditelusuri, awal dari alur sungai Bone-Bone adalah sebuah air terjun bernama Bantimurung. Ya, namanya mirip dengan Air Terjun Bantimurung yang ada di Maros, perbatasan Makassar. Sekarang Air Terjun Bantimurung sudah jarang dikunjungi. Kalaupun ada anak-anak yang bertamasya ke sana, mungkin tak sebanyak dulu. Perjalanan ke Bantimurung saja menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam. Menelusuri lereng gunung yang panjangnya hampir 7 km. Bisa juga sih mengendarai sepeda motor atau mobil 4WD, melewati jalur mobil trans.
Tampak dari arah sebelah selatan. Bendungan. Hufh … segernya! :-)
Tepat di bawah gerojokan. Fuih.
Tepat di belakang itu, nyonya hampir tenggelam. Untung ada Pahlawan *kesiangan* …
Oh ya, di sebelah utara Air Terjun Bantimurung, ada daerah trans. Daerah transmigrasi yang merupakan tempat tinggal beberapa warga trans. Sayangnya, letaknya jauh. Sehingga akses ke sana agak sulit.
Hmmm … Sampai sini ada yang tertarik untuk bertamasya ke sana? Silakan datang, mandi dengan air dingin, belajar berenang atau berlomba renang dengan teman. Seru pastinya.