Berislam Secara Biasa

Mengenal Islam adalah salah satu anugerah terindah dalam hidup kaum muslimin, begitu juga adanya dengan saya. Dibesarkan dalam lingkungan yang islami, belajar Islam, mengenal Islam dan akhirnya mengaku menjadi muslim. Meskipun mungkin awalnya keisalaman itu hanyalah karena keturunan.

Menyikapi banyaknya masalah yang muncul dalam kehidupan, utamanya yang berkaitan dengan Islam, saya mengambil beberapa sikap untuk tidak terlalu fanatik atau mengambil hati.

Untuk masalah Ahmadiyah, saya yakin mereka orang sesat. Tak ada agama baru yang benar setelah Muhammad meninggal, selain Islam. Jika memang iya, saya ingin mendengar mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi mereka. Mizar Ghulan Ahmad mungkin orang istimewa, tapi ia tidak pantas disebut sebagai nabi sebelum ia mampu mengungguli mukjizat Muhammad. Apa mukjizat Muhammad? Mengeluarkan air dari jari-jari, isra’ mi’raj, Al-Qur’an yang hingga hari ini tak memiliki celah sedikitpun.

Tentang peringatan maulid layaknya yang terjadi di desa saya. Hmmm … tak perlu lah berdebat tentang benar atau tidaknya tradisi peringatan maulid. Salah besar jika kita terlalu memperdebatkan bahwa peringatan-peringatan layaknya maulid, isra’ mi’raj, peringatan tahun baru hijriyah, dianggap sebagai bid’ah. Ingat, bid’ah adalah melakukan hal baru dalam ibadah yang sifatnya khos. Ibadah khos adalah ibadah khusus yang aturannya telah dibuat oleh Allah dan dicontohkan secara jelas oleh Nabi. Hadits dan ayat tentang itu telah jelas. Ada juga yang namanya ibadah muamalah. Tidak setiap ibadah muamalah dijelaskan oleh Nabi. Banyak hal baru yang terjadi dalam kehidupan kita sekarang, yang tidak ada pada zaman Nabi.

Jika semua yang tidak dilakukan di zaman Nabi dan tidak ada haditsnya dianggap bid’ah, lantas bagaimana hukum menggunakan sound sistem ketika adzan? Bagaimana hukum penetapan awal syawal dengan menggunakan hisab? Bagaimana hukum berjualan pulsa sementara dulu nabi melarang menjual barang yang belum tampak di depan mata?

Baca Juga :  Kawin Kontrak = Pelacuran

Saudaraku, banyak hal yang tidak mesti ditanggapi secara kontekstual. Adanya peringatan maulid, isra’ mi’raj dan berbagai peringatan lainnya tidaklah disertai dengan tradisi ibadah khos yang tidak dijelaskan Nabi. Ia hanyalah sekedar peringatan untuk melakukan flashback terhadap apa yang telah dijalani Nabi. Bukankah itu akan bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak kita yang sekarang membutuhkan lebih banyak pengetahuan agama untuk bekal hidup mereka yang lebih berat.

Hmmm .. saya hanya ingin berislam secara biasa. Bukankah itu lebih baik?! Ya, janganlah berlebih-lebihan. Itu pesan Rasul.

MasBied.com

About MasBied.com

Just Another Personal Blog